Diantara detik-detik yang berdetak aku bisa merasakannya
Rindu
Yang menggema di ruang jiwa
Rindu
yang melekat tak kunjung sirna
Rindu
yang tak terungkap dengan kata
Seribu mata memandang sinis
Tatkala mata kerinduan menapaki jiwaku yang kesepian di tengah prahara kehidupan
Seperti bisa yang tersebar di antara bayu yang berhembus hingga mataku tak terkatup
Rindu terus menari-nari diantara serpihan-serpihan kegelisahan dan merebut tahta di singgasana cinta
Menjadi pusat dari segala
Sedangkan pion-pion bersujud di kakinya
Rindu itu membuatku menjadi angkuh
Hingga aku harus tersadar bahwa aku harus kembali ke dunia nyata dimana Rindu adalah kepedihan dari cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.